HUT PPS Betako Merpati Putih Ke 52

POTONG TUMPENG. Kapolres menyerahkan potongan tumpeng 
kepada Sutikno ketua PPS Betako Merpati Putih Cabang Ponorogo. (foto: iro)

Perguruan Pencak Silat Beladiri Tangan Kosong (PPS BETAKO) Merpati Putih Cabang Ponorogo menggelar hari ulang tahun yang ke 52 bertempat di komplek SMA Bakti Jalan Batoro Katong Ponorogo, Sabtu(04/04/2015) malam.
Dihadiri semua anggota dari kolat yang ada di Ponorogo, undangan dari beberapa kota sekitar, pengurus, dan para pendekar senior perintis PPS Betako Merpati Putih Cabang Ponorogo, ketua IPSI Ponorogo Rahmad Taufik, Kapolres Ponorogo AKBP Iwan Kurniawan.
Dihelat dengan sederhana, namun tak menyurutkan antusias dan semangat para undangan dalam mengikuti rangkaian acara.
“Dengan semangat ulang tahun PPS Betako Merpati Putih kita tingkatkan silahturahmi antar anggota, untuk mengarah kepada kemajuan, menjadi semakin dewasa dan mandiri,” ucap Hadi Wiyono, ketua panitya dalam kata sambutanya.
Dalam rangkaian acara, ketua cabang PPS Betako Merpati Putih Ponorogo, Sutikno menyampaikan, hari ini adalah hari yang membanggakan bagi anggota Merpati Putih Cabang Ponorogo, karena diakuinya, sudah cukup lama cabang Ponorogo tidak mengadakan kegiatan dihadiri para senior, dan juga perintis merpati putih Ponorogo.
Ditambahkan ketua Perguruan yang memiliki arti Mersudi Patitising Tindak Pusakane Titising Hening yang dalam bahasa Indonesia berarti “Mencari sampai mendapat Kebenaran dengan Ketenangan” ini berharap kepada semua anggota Merpati Putih mampu menyelaraskan hati dan pikiran dalam segala tindakannya. “Anggota dituntut untuk mencari dan menggali agar hidupnya sempurna, sekalipun kesempurnaan belum tentu bisa diraih manusia, namun dengan keheningan anggota Merpati Putih diharapkan mampu meraihnya,” ucapnya.
Kapolres Ponorogo, Iwan Kurniawan mengucapkan Selamat kepada ketua PPS Betako Merpati Putih cab. Ponorogo, Sutikno.

SELAMAT. Ketua IPSI Rahmad Taufik salami Ketua Sutikno. (foto: iro)
Disebutkannya, perkembangan perguruan Merpati Putih di Ponorogo berawal dari latihan di Kolat SPG yang sekarang telah berubah menjadi SMAN 3 pada Okober 1982. Dengan usia yang hampir 33 tahun ini ternyata masih mampu bertahan dan eksis sehingga berkembang sampai sekarang.
Menurutnya sampai saat ini semua anggota masih bisa dikendalikan, karena semua harus taat pada hukum dinegara kita, kekuatan ilmu yang dimiliki bukan untuk adigung adiguno, lebih berorientasi pada seni budaya bangsa yang adi luhung.
Ketua IPSI Ponorogo, Rahmad Taufik, berharap pencak silat selain sebagai kebudayaan dan prestasi, IPSI Ponorogo menunggu dan yakin bahwa Merpati Putih pasti mampu menunjukan dan memberikan sumbangsih untuk kemajuan prestasi pencak silat di Ponorogo.
EDO, Usia SD mampu patahkan cor plat baja. (foto: iro)
Dalam kata sambutanya, Kapolres Ponorogo AKBP Iwan Kurniawan mengatakan, pihaknya merasa ada yang berbeda dan Kapolres merasa bahagia bisa hadir diacara ini, karena dari para pendekar yang memiliki spirit kebersamaan dalam menghadapi penjajahan. “Sehingga dengan semangat persatuan dan kesatuan hingga muncul suatu kekuatan yang cukup besar untuk menghadapi kekuatan yang berasal dari luar yaitu penjajahan,” pesannya.
Menurutnya dengan semangat ulang tahun, suatu momentum kelahiran, yang diarahkan dalam meningkatkan silahturahmi ini sangat tepat, karena semangat gotong royong, karena saat ini persatuan dan kesatuan itu semakin pudar. Yang diakuinya bahwa Merpati Putih tidak sedikit memberi kontribusi keamanan di Ponorogo.
“Dengan revolusi mental yang dicanangkan saat ini, perguruan pencak silat merupakan jantung penggerak revolusi mental dinegara kita, karena di perguruan inilah menjadikan pembentukan dan pengembangan karakter mental, bukan lagi sekedar ketrampilan saja, membentuk sosok pendekar yang tangguh,” urainya.
Kegiatan selain mendengarkan petuah-petuah dari senior dan pendekar, juga di pertunjukan beberapa kemampuan anggota merpati dalam jurus-jurus kata dan olah pernafasan dan getar dengan mematahkan besi cor dan balok beton. Selain itu juga dalam getaran mereka menunjukan kemampuan dalam memecah balon dan membaca tulisan dengan mata tertutup. Ada satu yang mendapatkan applaus dari Kapolres yaitu kemampuan seorang anak SD yang mampu mematahkan besi cor dengan tangan kosong.
Sebelum mengakhiri sambutan, Kapolres Iwan Kurniawan berpesan kepada semua anggota, agar terus mengembangkan ilmu yang diberikan senior jangan pernah menjadi pesilat yang biasa. “Harus menjadi pendekar yang luar biasa, jangan hanya senang mendapat predikat saja, tapi harus mampu memberi kontribusi kepada nusa dan bangsa, selamat berulang tahun dan kembangkan sayap sampai ke ujung dunia,” pungkasnya.(iro/)

Sumber : Reog.tv

Tidak ada komentar:

Posting Komentar